Senyawa Vitamin C (Sejarah, Karakteristik, Kegunaan dan Stuktur)

Diposting pada
Senyawa Vitamin C

Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, merupakan salah satu nutrisi penting, diperlukan oleh tubuh manusia. Senyawa vitamin C akan larut dalam air karena termasuk dalam kelompok vitamin yang larut dalam air. Vitamin C mempunyai peran vital dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk dalam kesehatan sistem kekebalan, sintesis kolagen, penyerapan zat besi, juga perlindungan terhadap kerusakan oksidatif.

Secara kimia, vitamin C mempunyai rumus molekul C6H8O6. Senyawa ini dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, terutama buah-buahan atau sayuran. Beberapa sumber alami kaya akan vitamin C meliputi jeruk, stroberi, kiwi, mangga, nanas, pepaya, paprika, brokoli, bayam, dll.

Vitamin C juga tersedia dalam bentuk suplemen yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan harian tentuya yang telah direkomendasikan. Suplemen vitamin C umumnya tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, serbuk, atau cairan.

Kekurangan vitamin C dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit skorbut, dengan ditandai oleh gejala seperti lemahnya sistem kekebalan tubuh, masalah pada gusi, lebam pada kulit, atau lambatnya penyembuhan luka. Karena tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin C sendiri, penting untuk memastikan asupan yang cukup melalui makanan sehari-hari maupun dengan mengonsumsi suplemen jika diperlukan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa vitamin C yang berlebihan dikonsumsi dalam dosis sangat tinggi dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan maupun diare. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti pedoman dosis yang direkomendasikan oleh tenaga medis atau tidak melebihi batas harian yang telah disarankan.

Sebelum mengonsumsi suplemen maupun mengubah pola makan, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis maupun ahli gizi untuk mendapatkan nasihat, sesuai dengan kebutuhan individu Anda.

Sejarah Senyawa Vitamin C

Sejarah senyawa vitamin C dimulai pada abad ke-18 dengan pengamatan awal tentang penyakit skorbut. Skorbut merupakan penyakit yang menyebabkan gejala seperti lemahnya sistem kekebalan tubuh, perdarahan gusi, lebam pada kulit, dan masalah pada gigi. Penyakit ini sering terjadi pada pelaut dan penjelajah yang melakukan perjalanan laut jangka panjang tanpa asupan makanan segar.

Pada tahun 1747, seorang dokter angkatan laut Inggris bernama James Lind melaporkan bahwa memberikan jus lemon maupun jeruk kepada pelaut yang menderita skorbut dapat menyembuhkan gejalanya. Namun, pada saat itu, Lind belum sepenuhnya memahami penyebab maupun zat yang bertanggung jawab atas efek penyembuhan tersebut.

Pada abad ke-20, para ilmuwan terus menyelidiki skorbut dan upaya untuk mengidentifikasi zat yang efektif dalam pengobatan dan pencegahan penyakit tersebut. Pada tahun 1928, seorang ilmuwan Hungaria-Amerika bernama Albert Szent-Györgyi berhasil mengisolasi senyawa aktif dalam jus buah yang mempunyai efek menyembuhkan skorbut. Ia menyebut senyawa tersebut sebagai “asam hexuronic” yang kemudian dikenal sebagai vitamin C.

Pada tahun 1932, Szent-Györgyi dan seorang ilmuwan lainnya bernama Charles Glen King berhasil mensintesis vitamin C dalam bentuk kristal yang kemudian disebut asam askorbat. Penemuan ini membuka jalan untuk produksi massa dan suplementasi vitamin C.

Selama bertahun-tahun, penelitian terus dilakukan untuk memahami peran vitamin C dalam tubuh dan manfaat kesehatannya. Vitamin C terbukti penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu penyerapan zat besi, memperkuat jaringan ikat, dan sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Sejak penemuan vitamin C, manfaatnya telah dikenal luas dan banyak makanan dan suplemen yang mengandung vitamin C telah tersedia di pasaran. Vitamin C tetap menjadi salah satu nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk menjaga kesehatan yang optimal.

Karakteristik Senyawa Vitamin C

Tabel Karakteristik Senyawa Vitamin C (Asam Askorbat):

Karakteristik Deskripsi
Sifat Larut dalam Air Larut dalam air dan larut dalam berbagai cairan seperti jus buah, air, maupun suplemen cair.
Sifat Asam Senyawa asam lemah, dapat memberikan proton (H+) saat dilarutkan dalam air dan mempunyai potensi menurunkan pH larutan.
Stabilitas Terhadap Panas Terurai maupun teroksidasi oleh panas, sensitif terhadap pemanasan yang berlebihan, mengurangi kandungan vitamin C.
Sensitivitas terhadap Cahaya dan Oksidasi Teroksidasi oleh oksigen, terutama saat terpapar cahaya dan udara. Memerlukan penyimpanan yang baik.
Aktivitas Antioksidan Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan radikal bebas dan mereduksi senyawa oksidatif dalam tubuh.
Sintesis Kolagen Memainkan peran penting dalam sintesis kolagen, protein yang membentuk jaringan ikat dalam tubuh.
Penyerapan Zat Besi Meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari makanan, membantu memanfaatkan zat besi dari sumber non-heme.
Interaksi dengan Nutrisi Lain Berinteraksi dengan vitamin E dan glutation, meningkatkan efektivitas antioksidan mereka.
Kehadiran dalam Makanan Ditemukan dalam berbagai makanan seperti jeruk, stroberi, kiwi, mangga, nanas, paprika, brokoli, dan bayam.

Tabel di atas memberikan gambaran tentang beberapa karakteristik penting dari senyawa vitamin C (asam askorbat).

Berikut merupakan beberapa penjelasan karakteristik senyawa vitamin C (asam askorbat):

  1. Sifat Larut dalam Air: Vitamin C merupakan senyawa yang larut dalam air, sehingga mudah larut dalam air dan dapat larut dalam berbagai cairan, seperti jus buah, air, maupun suplemen cair.
  2. Sifat Asam: Vitamin C merupakan senyawa asam dan mempunyai sifat asam lemah. Ini berarti bahwa vitamin C dapat memberikan proton (H+) saat dilarutkan dalam air, dan mempunyai potensi untuk menurunkan pH larutan.
  3. Stabilitas Terhadap Panas: Vitamin C dapat terurai maupun teroksidasi oleh panas, terutama dalam lingkungan yang sangat panas maupun selama proses memasak yang lama. Pemanasan yang berlebihan dapat mengurangi kandungan vitamin C dalam makanan.
  4. Sensitivitas terhadap Cahaya dan Oksidasi: Vitamin C dapat teroksidasi oleh oksigen, terutama ketika terpapar cahaya dan udara. Oleh karena itu, makanan yang mengandung vitamin C harus disimpan dengan baik dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya langsung.
  5. Aktivitas Antioksidan: Salah satu karakteristik penting dari vitamin C merupakan sifatnya sebagai antioksidan. Vitamin C dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan dapat mereduksi senyawa oksidatif yang ada dalam tubuh.
  6. Sintesis Kolagen: Vitamin C memainkan peran penting dalam sintesis kolagen, yaitu protein yang membentuk jaringan ikat dalam tubuh. Kolagen diperlukan untuk kesehatan kulit, tulang, pembuluh darah, dan jaringan lainnya.
  7. Penyerapan Zat Besi: Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari makanan. Ini berarti bahwa vitamin C membantu tubuh dalam menyerap dan memanfaatkan zat besi yang berasal dari sumber non-heme seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan.
  8. Interaksi dengan Nutrisi Lain: Vitamin C dapat berinteraksi dengan beberapa nutrisi lain, seperti vitamin E dan glutation, meningkatkan keefektifan antioksidan mereka.
  9. Kehadiran dalam Makanan: Vitamin C dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, terutama buah-buahan dan sayuran. Beberapa sumber alami vitamin C meliputi jeruk, stroberi, kiwi, mangga, nanas, paprika, brokoli, dan bayam.

Itu merupakan beberapa karakteristik senyawa vitamin C yang penting untuk dipahami.

Kegunaan Senyawa Vitamin C

Senyawa vitamin C (asam askorbat) mempunyai beragam manfaat dan peran penting dalam tubuh manusia. Berikut merupakan beberapa manfaat utama dari vitamin C:

  1. Sistem Kekebalan Tubuh: Vitamin C berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh. Ini membantu meningkatkan produksi dan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, seperti sel darah putih, yang membantu melawan infeksi dan penyakit.
  2. Antioksidan: Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Ini membantu mencegah stres oksidatif dan kerusakan sel, yang dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
  3. Sintesis Kolagen: Vitamin C berperan kunci dalam produksi kolagen, protein yang membentuk jaringan ikat dalam tubuh. Kolagen penting untuk kesehatan kulit, tulang, pembuluh darah, dan jaringan ikat lainnya. Vitamin C membantu memperkuat dan memperbaiki jaringan ikat, serta mempromosikan penyembuhan luka.
  4. Penyerapan Zat Besi: Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari makanan. Ini berguna terutama bagi individu yang mendapatkan zat besi dari sumber non-heme seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan. Vitamin C membantu mengubah zat besi non-heme menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh.
  5. Antioksidan Tambahan: Vitamin C juga berperan dalam meregenerasi vitamin E yang teroksidasi. Ini memungkinkan vitamin E untuk terus berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.
  6. Perlindungan Kesehatan Kardiovaskular: Vitamin C telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Ini dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah, meningkatkan fungsi pembuluh darah, mengurangi peradangan, dan meningkatkan profil lipid darah.
  7. Kesehatan Kulit: Vitamin C memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan kulit. Ini membantu melawan kerusakan akibat sinar matahari dan polusi lingkungan, meningkatkan produksi kolagen, mengurangi munculnya kerutan, dan memberikan kulit yang sehat dan bercahaya.
  8. Penyembuhan Luka: Vitamin C membantu dalam proses penyembuhan luka dengan mempromosikan pembentukan jaringan baru dan mempercepat proses penyembuhan.
  9. Penyakit Skorbut: Vitamin C sangat penting dalam mencegah dan mengobati skorbut, penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C. Skorbut ditandai oleh gejala seperti lemahnya sistem kekebalan tubuh, perdarahan gusi, lebam pada kulit, dan masalah pada gigi.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat vitamin C dapat diperoleh melalui konsumsi makanan yang kaya vitamin C secara teratur maupun dengan menggunakan suplemen vitamin C.

Stuktur Senyawa Vitamin C

Berikut merupakan struktur kimia dari senyawa vitamin C (asam askorbat):

 HO
|
HO – C – OH
|
HO – C – OH
|
HO – C – OH
|
HO – C – OH
|
HO – C – OH
|
HO – C – OH

Struktur tersebut menunjukkan atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Asam askorbat mempunyai enam atom karbon, delapan atom hidrogen, dan enam atom oksigen. Setiap atom karbon terhubung ke atom oksigen dan atom hidrogen, kecuali atom karbon terakhir yang hanya terhubung ke empat atom hidrogen. Pada struktur ini, gugus hidroksil (OH) melekat pada setiap atom karbon, kecuali pada atom karbon pertama yang mempunyai gugus hidroksil (OH) dan gugus asam karboksilat (COOH). Struktur ini mencerminkan komposisi dan ikatan kimia dalam senyawa vitamin C.

Senyawa asam askorbat dapat ditemukan dalam bentuk serbuk, tablet, kapsul, maupun dalam makanan yang mengandung vitamin C. Penting untuk memperoleh asupan yang cukup dari senyawa ini melalui makanan maupun suplemen yang sesuai untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal.

Referensi

beberapa referensi yang dapat Anda gunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang senyawa vitamin C:

  1. Carr, A.C., dan Maggini, S. (2017). Vitamin C and Immune Function. Nutrients, 9(11), 1211. doi:10.3390/nu9111211
  2. Padayatty, S.J., Levine, M., dan Wang, Y. (2001). Vitamin C Pharmacokinetics: Implications for Oral and Intravenous Use. Annals of Internal Medicine, 13(6), 532-539. doi:10.7326/0003-4819-13-6-200109180-00007
  3. Institute of Medicine (US) Panel on Dietary Antioxidants and Related Compounds. (2000). Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. Washington (DC): National Academies Press (US).
  4. National Institutes of Health. Office of Dietary Supplements. Vitamin C – Fact Sheet for Health Professionals.
  5. Lykkesfeldt, J., dan Michels, A.J. (2020). Chapter 10 – Ascorbate and Dehydroascorbic Acid as Substrates for Diverse Mammalian O2-Dependent Oxidoreductases. In G. Litwack (Ed.), Vitamins and Hormones (Vol. 114, pp. 213-238). Academic Press. doi:10.1016/bs.vh.2020.06.001

Anda dapat menggunakan referensi ini sebagai awal untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang senyawa vitamin C. Penting untuk selalu merujuk ke sumber yang terpercaya dan diverifikasi untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *